Selasa, 19 Desember 2017

Sampah

sepi.
aku sendiri
ruangan ini dulu penuh dengan tawa
lalu ditinggal begitu saja.
ingin rasanya memaki
pada seseorang yang dulu memenuhi ruang ini
tapi tak tau
harus memaki pada siapa
karna dia pergi

Tanpa pamit
Meninggalkan begitu saja
meninggalkan bahagia yang sempat dibuat bersama
seperti sampah

Dan sekarang
Aku berada disampah itu
menunggu dia kembali
walau itu mustahil

Sepi bersabar lah
suatu saat nanti
dia akan kembali

ku mohon bersabar lah
aku pun akan bersabar
dan selalu bersabar

Rabu, 10 Mei 2017

Tentang Kekejaman

dari lantai 2 balkon rumah wanitanya tempat dulu mereka menghabiskan waktu. ditemani dengan secari kopi susu favoritnya dan coklat panas favorit lelakinya yang menjadi awal bait - bait syair ini tercipta.

dengarkan lah. entah bagaimana malam ini jam tidurnya kacau. mata yang seharusnya terpejam tak kunjung memejamkan. pikiran yang seharusnya mendoktrin tidur, kini berkelana entah kemana. perasaan yang seharusnya tenang, kini seolah - olah berfikir. lantas apa yang terjadi?  mata dan pikiran seolah bekerja sama merencanakan ini semua. sebab apa semua hal itu bersatu? tak biasanya hal itu seirama. perasaan pun tak kunjung seperti biasa. 

gelisah itu kembali hari. takut itu kembali muncul. dua hal itu kembali mengisi pikiran ini.  sebab apa ini semua seolah menyerang. persetan dengan semua ini.

lantas mengapa tak ada kabar buruk  yang kunjung datang?. dan tak mungkin jika semua hal terjadi seirama jika kabar buruk pun tak kunjung hadir. 

rindu tiba - tiba menyelinap diantara semua hal yang meresahkan ini. air mata tak lagi berkompromi. tangisan pun pecah seketika. hal menyakitkan seolah memperjelas ini semua. dia kekasih tuhan pergi tanpa pamit. pergi tanpa mengucapkan perpisahan. pergi tanpa kabar terakhir. 

dia tutup rapat tentang keberadaanya. dia tutup rapat akan kondisinya. dia tutup rapat tentang hidupnya. tapi tak tau kah dia bahwa wanita nya merasakan apa yang dia rasa.( ralat wanita itu bukan lah wanitanya. )

bukan kah wanita itu tak pernah melarang orang yang disebut "dia".
jangan berlaku jahat membuat dia gelisah
sebab gelisahnya wanita itu akan teramat menyakitkan. 

wanita itu hanya butuh kabar.
walau hanya sekali dia mengabarkan bagi dia itu cukup.



Masih

seperti mendayung perahu kertas yang goyahmendayuh melewati kesunyian hati yang merintihkan kekecewaan, jawaban yang terlontar dari mulut manis mu, kau yang kucinta.

kau yang mendengarkan bisikan manusia - manusia yang munafik, hingga kamu percaya kata demi kata yang seakan memperosokan ku kedasar jurang kekecewaan terdalam, dan aku yang percaya pada kebersihan hatimu, yang ku percaya memiliki kekuatan untuk membuat hari - hari ku terlewati dengan senyuman terindah.

kini aku ada diujung jalan, di ujung penantian hanya menunggu sepi.
setiap pagi datang menjemput kesendirian ku dan hujan yang menemani tangisan pelu berjuta air mata yang mengandung banyak kata yang tak bisa terungkap.

jika kau mendengarnya, mungkin kau akan sadar. air mata yang jatuh membasahi bumi, tak kan bisa menghapus penyesalan dan rasa takut akan kehilangan mu, walau tersakiti tapi hati ini selalu memanggilmu.... sayang. 

Sabtu, 04 Maret 2017

Untuk kekasih ku.

Pernah ada seorang gadis yang menangis dihadapan ku dengan memohon melepaskan kekasih ku untuknya

Kaget. Bingung. Diam. itu lah yang kulakukan. yang terpikirkan oleh ku pertama kali adalah "Apa yang harus aku lakukan? Mencacinya kah? Mengusirnya? atau apa?

Aku dia seribu bahasa. yang aku lakukan hanyalah menenanginya dan memeluknya. aku berikan rasa nyaman untuknya. 

Salah kah?
Bagi mereka aku salah. semua orang balik memaki ku. semua orang balik mencaci ku.
Tapi yang ku pikir gadis itu pasti memiliki alasan meminta kekasih ku untuknya. 

Tanpa ada pendapat. tanpa ada saran. tanpa ada argument. tanpa ada perselisihan. aku membuat keputusan. 

Maka, ku biarkan kekasih ku pergi bersamanya. ku biarkan kekasih ku berjalan bersamanya. ku biarkan gadis itu tertawa bersama kekasih ku. Dan ku biarkan hati ini menderita. 

Maaf kan aku kekasih ku,
keegoisanku membawa kau bertahan dengan ku.
Maaf kan aku kekasih ku,
kebahagian mu tertunda akan kehadiran ku.
Maaf kan aku kekasih ku,
kini aku bayar dengan melepaskan mu.
Maaf kan aku kekasih ku,
tak sempat mendengarkan penjelasan mu.
Maafkan aku kekasih ku,
bahwa aku melanggar komitmen kita.
Maaf kan aku kekasih ku,
tlah membiarkan mu pergi.
Maaf kan akukekasih ku,
atas keputusan yang ku ambil sebelah pihak.
Maaf kan aku kekasih ku,
semoga kau bahagia dengan gadis mu.