Rabu, 10 Mei 2017

Masih

seperti mendayung perahu kertas yang goyahmendayuh melewati kesunyian hati yang merintihkan kekecewaan, jawaban yang terlontar dari mulut manis mu, kau yang kucinta.

kau yang mendengarkan bisikan manusia - manusia yang munafik, hingga kamu percaya kata demi kata yang seakan memperosokan ku kedasar jurang kekecewaan terdalam, dan aku yang percaya pada kebersihan hatimu, yang ku percaya memiliki kekuatan untuk membuat hari - hari ku terlewati dengan senyuman terindah.

kini aku ada diujung jalan, di ujung penantian hanya menunggu sepi.
setiap pagi datang menjemput kesendirian ku dan hujan yang menemani tangisan pelu berjuta air mata yang mengandung banyak kata yang tak bisa terungkap.

jika kau mendengarnya, mungkin kau akan sadar. air mata yang jatuh membasahi bumi, tak kan bisa menghapus penyesalan dan rasa takut akan kehilangan mu, walau tersakiti tapi hati ini selalu memanggilmu.... sayang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar